RSS

Cinta Dalam segelas Teh

Ini pagi, sama ketika engkau mengajarkan padaku menghidangkan secangkir teh panas untuk bapak. Maka sekarang ku hidangkan untukmu segelas teh hangat, segelas teh hangat dengan dua sachet gula tanpa kalori dan aku tambah kan cinta tak bertepi di setiap adukannya. Ku harap ketika kau menghirup aromanya nanti kau ucapkan “wangi, enak” itu puiian untukku darimu orang terkasih, dan aku selalu suka jika engkau memuji apa yang dimasak oleh tanganku. Karena itu bukti bahwa aku putrimu bunda. 

Hanya segelas teh di pagi hari membuatmu tersenyum dan merasa di hargai. Dan kau tahu? Aku suka dengan senyummu yang itu. Senyum seolah kau tak pernah tua. Ini kebiasaan yang kau ajarkan kepadaku dulu ketika bapak masih disisi kami. Dan sekarang aku tunjukkan apa yang kau ajarkan pada engkau wahai ibu yang begitu saya cintai.

Bedanya dulu untuk bapak menggunakan cangkir, karena mungkin menurutnya nikmat adalah seteguk kecil yang tak bisa dig anti. Tapi untukmu aku gunakan gelas medium, mugkin karena menurutmu nikmat adalah yang “banyak”. Aku suka membuatmu puas Bu. Jika ini rasional sama saja rasanya ketika kau sendiri yang menyeduh dalam gelas, tapi aku tahu segelas teh ini nkmat karena aku yang menyeduh, mengaduk dan menyajikan hanya untukmu maka kau katakan “wangi, enak”. Ini the tubruk yang sama dengan yang kau beli bertahun-tahun lalu semenjak aku masih belum lahir mungkin. Tapi menurutmu berbeda mungkin karena ada cinta dalam setiap gelas yang ku sajikan untukmu. Ah, ibu…. Jika itu yang membuatmu senang, jika sesederhana itu kau bias tersenyum akan ku lakukan itu tiap pagi tiap sore, tiap kau berbuka puasa dan berjanjilah padaku bayar aku dengan selarik senyummu untuk segelas teh dengan cinta yang kuhidangkan.

 

 

Tinggalkan komentar