RSS

Jika Kau Sudah Dewasa Kumohon Jangan Benci Aku!

 Bintang Tercinta…. Malaikat kecilku…. Peri kecilku…

Apa saja panggilan itu untukmu, itu kata yang selalu aku ungkapkan dengan sejuta sisa cinta yang kumiliki. Dalam keluarga mungkin kau yang termasuk paling kecil. Tapi sungguh di hatiku namamu yang selalu tersimpan dilubuk paling dalam. Malaikat kecilku…. Jangan anggap ini terlalu berlebihan. Menulis kata-demi kata yang sok puitis sekali sementara entah kapan kau akan membacanya. Ini bait kata untukmu. Bukan lagu indah…bukan pula puisi cinta dari orang yang kau kagumi nanti. Ini hanya bait-bait kekhawatiran yang terkumpul didadaku.

Sayang… kau tahu, mungkin ketika kau baca tulisan ini entahlah umurmu sudah sekian tahun dan akupun sudah menua. Ketika saat itu tiba aku tak tahu apa masih ada seseorang yang bisa kita panggil  “ibu”  dengan rasa kasih yang mendalam. Sementara itu kau sudah tak memiliki seseorang yang bisa kau sebut “ayah” diusia yang tergolong muda. Sayang… mungkin aku sebelum  kepadamu pernah juga mengungkapkan kekhawatiran ini kepada saudara kita yang lain hanya saja aku harus menuai kecewa begitu dalam, dan sakit yang perih sekali karena apa yang aku katakan bagi mereka hanya seperti badai yang berlalu. Tak ada realisasi dan cendrung dianggap sepele. Aku menyayangimu, pun aku menyayangi mereka tapi aku rasa mungkin lebih mudah mengungkapkan segalanya padamu. Meski usia kita begitu jauh, tapi kau tak perlu sungkan mengunkapkan rasa hati terpendammu. Karena selain ibu hanya aku pemilik hati yang sama seperti jenismu. Hanya saja kau sedikit melankolis dan aku pregmatis.

Bintangku… aku tak akan tahu bagaimana moodmu ketika kau baca bait ini. Tapi ketahuilah aku memupuk rasa cinta terdalamku dan mengukirnya dalam cetakan huruf-huruf di keyoard ini jauh-jauh hari sebelum kau keluar dari tempatmu sekarang. Sayang…sadarilah dunia yang lebih luas dari dunia milikmu sekarang, tak seindah yang kau bayangkan. Maka jangan kau terlalu bermimpi meraup kesenangan semata di zaman yang bahkan lebih jahat dari apapun juga. sebuah zaman yang banyak menyimpan serigala-serigala berbaju domba. Ada senyum membusuk dibalik senyum-senyum mereka, ada niat yang sangat jahat dibalik semua kehangatan yang mereka suguhkan. Maka kau hanya perlu waspada. Baik-baik memilih sahabat, pintar-pintar bergaul.

Sayang…mungkin zaman yang ada di depan matamu nanti lebih berat. Dari pada yang kuhadapi. Seperti apa aku tak akan tahu. kumohon… benar-benar kumohon jaga kehormatanmu… aku tahu kau pasti akan tersenyum mengejek membaca permintaanku yang itu, karena kaupun lebih dari tahu, bahwa sikapku tak lebih baik dari pada kau. Cara berpakaianku, cara bicaraku, cara berpikirku. Kau yang terkesan kalem aku yang begitu kasar. Kau yang penurut aku yang sangat pemberontak, kau yang begitu alim dan mungkin aku yang begitu bangsat. Tapi ini permohonanku yang sangat penting untukmu, jaga kehormatanmu. Tentu saja… tentu saja aku tahu kau bergamis, berjilbab, alumnus ponpes, aku tahu itu. Tapi kau tahu sayang… ini kenyataan sungguh kenyataan yang terjadi di zamanku. Berapa persen dari makhluk bergamis, lulusan ponpes, berjilbab yang benar-benar menganggap bahwa kehormatan itu sangat penting?, sangat sedikit… hanya mereka yang punya izzah yang kuat. Kau tak percaya. Coba periksa telepon genggam mereka ada berapa deret nama lelaki selain bapak mereka. Coba dengarkan cara bicara mereka nanti, tak sedikit dari mereka yang begitu bangga dengan “teman mesra” mereka. Mereka yang merasa di cintai. Kau tahu tidak kah kehormatan mereka gugur seketika ketika kau tahu mereka mengungkapkan cinta gombal untuk orang yang tak halal?. Ini zamanku sayang… zamanku. Nanti di zamanmu bukan tak mungkin kau akan menemukan yang lebih ajaib dari itu.

Sayang…hanya Allah maha pelindung, maka memohon… memohon hanya kepadanya. Ungkapkan banyak permohonan serius. Serius artinya kau benar-benar menjauhi apa yang disebut sebagai dosa. Sungguh sayang jangan bermain-main dengan api. Jangan pernah!

Sayang… soal cinta? Ah… tentu saja ini topic paling indah untukmu. Kau yang terindah milikku, maka jaga cintamu menjadi cinta terindah juga. cinta milik Allah, orang yang tertaut hatinya pada Allah. Orang yang mencintaimu atas namaNYa… sungguh-sungguh atas namaNya.

Jangan pernah iri kepada orang lain, mereka yang seenaknya berjalan berdua, bercumbu didepan umum, jangan pernah. kau tahu sayang cinta itu suci, maka bedakanlah antara cinta dan nafsu.

Sayang…jika suatu saat nanti ada si tampan bilang “ I Love U”, aku tahu pasti saat itu juga hatimu sebagai perempuan akan membumbung tinggi. Tapi… kau tahu itu hanya sekedar kata. Biarkanlah mereka yang mengatakannya pada mu sampai berbusa tapi tak berani melangkah kehubungan yang lebih nyata. Biarkanlah… ia tak pantas, tentu saja tak pantas mempermainkanmu. Kau yang berharga untuk kami.

Sayang…kau khawatir masalah studimu?, khawatir tentang harga kuliah yang semakin hari semakin membengkak sementara tak ada yang menopang biayanya?. Kau hanya perlu berusaha dua kali lipat lebih keras dari pada pesaingmu. Yakinlah… bahwa Allah akan menolong keseriusanmu. Kau akan bosan dengan petuahku? Semoga tidak, meskipun ini membosankan tapi ini cinta yang kumiliki. Cinta yang tak surut termakan waktu. Cinta yang terjalin karena kita sedarah, karena kita seiman. Dan tentu saja cinta karena Allah.

Malaikat kecilku… kau akan bosan dengan ini,,, berpaling tak mau mendengarkan, menganggap tulisan yang di tulis oleh si bodoh ini tak lebih dari ocehan tante-tante bawel. Tak apa-tak apa selama kau tetap mau melaksanankan sedikit demi sedikit.

Sayang… kau tahu tentang rasa malu?, inilah barometer keimanan kita. Wanita yang baik adalah ia yang dimanapun, kapanpun selalu memakai rasa malu sebagai perhiasan utama. Ia yang pandangan dan hatinya menunduk. Ia yang hanya tersenyum dan tidak tertawa lebar. Dan selalu ia yang menjaga kehormatan.

Sayang… aku tak tahu, berapa usia yang disediakan Allah untukku agar aku masih bisa bertanggung jawab sebagai kakakmu. Tapi selama aku masih diberi kesempatan aku tak akan melupakan tanggung jawabku yang ini. Tak akan!.

Sayang… telingamu panas dengan ini?, kau muak?, bacalah tulisan ini dan lihat sisi yang baik untukmu, jika kau muak maka bayangkan saja bukan aku yang menulis deretnya.

Sayang…jika kau dewasa nanti jangan pernah kau membenci diriku karena petuah yang pernah kuberikan. Kumohon!

Untuk Bidadari kecilku Nadia Rahmatin.

 

Tinggalkan komentar